Depresi
Pengertian Depresi
Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan
Diri dan aktivitas sehari-hari. (Kelliat, B.A, 1996)
Etiologi Depresi
Etiologi depresi yang pasti belum diketahui. Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan terjadinya depresi:
1. Berbagai penyakit fisik
2. Faktor psikis
3. Faktor sosial dan lingkungan
4. Faktor obat
5. Faktor usia
6. Faktor genetik
Depresi Sebagai Bagian dari Gangguan Alam Perasaan
Kelainan fundamental dan kelompok gangguan alam perasaan yang membedakan dengan kelompok gangguan kejiwaan lainnya adalah adanya perubahan suasana perasaan (mood), biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau ke arah elasi. Perubahan efek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut. (Muslim, 2001)
Tabel 2.3 Klasifikasi Gangguan Perasaan (mood) (Rusdi, Jakarta, 2001)
Kode |
Jenis Gangguan Suasana Perasaan (mood) |
F.32. |
Episode depresi |
F.32.0 |
Episode depresi ringan |
F.32.00 |
Tanpa gejala somatik |
F.32.01 |
Dengan gejala somatik |
F.32.1 |
Episode depresi sedang |
F.32.10 |
Tanpa gejala somatik |
F.32.11 |
Dengan gejala somatik |
F.32.2 |
Episode depresi berat tanpa gejala psikotik |
F.32.3 |
Episode depresi berat dengan gejala psikotik |
F.32.8 |
Episode depresi lainnya |
F.32.9 |
Episode depresi yang tidak tergolongkan (unspecified) |
F.33 |
Gangguan depresi berulang |
F.33.0 |
Gangguan depresi berulang, episode kini ringan |
F.33.00 |
Tanpa gejala somatik |
F.33.01 |
Dengan gejala somatik |
F.33.1 |
Gangguan depresi berulang, episode kini sedang |
F.33.01 |
Tanpa gejala somatik |
F.33.11 |
Dengan gejala somatik |
F.33.2 |
Gangguan depresi berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik |
F.33.3 |
Gangguan depresi berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik |
F.33.4 |
Gangguan depresi berulang, kini di atas remisi |
F.33.8 |
Gangguan depresi berulang lainnya |
F.33.9 |
Gangguan depresi berulang yang tidak tergolongkan (unspecified) |
Gejala dan Penegakan Diagnosis Depresi
Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejaa yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang (Rusdi Maslim, 2001). Sebagaimana tersebut berikut ini :
1. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat
1) Afek depresi
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
2. Gejala penyerta lainnya:
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan berkurang
Untuk episode depresi dan ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Kategori diagnosis depresi ringan (F.32.0), sedang (F.32.1) dan berat (F.32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresi berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresi berulang (F.33).
1) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Ringan
(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama depresi seperti tersebut di atas
(2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
(3) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
(4) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
2) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Sedang
(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama
(2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya
(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu
(4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga.
3) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik
(1) Semua 3 gejala utama depresi harus ad
(2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat
(3) Bila ada gejala penting (misal retardasi psikomotor) yang menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan.
(4) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
4) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut No. 3 di atas (F.32.2) tersebut di atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Depresi sebagai Bagian dari Reaksi Kehilangan
Murray (1991) menyatakan bahwa kehilangan, berpisah dengan barang, orang, status, sesuatu yang dicintainya, atau tempat dimana ia berada adalah faktor pencetus terjadinya depresi. Kehilangan dapat berupa kehilangan yang nyata atau aktual ataupun yang dirasakan sementara ataupun menetap.
E. Kubler Ross (1998), menyatakan bahwa reaksi kehilangan ada 5 tahap, yaitu :
1. Deniel
2. Anger
3. Bergaining
4. Depresi
5. Accpetance
Istrumen Pemeriksaan Tingkat Depresi
Menurut Mengel dan Scwibert (2001), hingga saat ini belum ada preparat biokimia yang handal untuk pemeriksaan depresi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat depresi seseorang.
Tingkat depresi dibagi menjadi empat tingkatan (Beck Depression Inventory):
1. Skor <11 = Tidak ada depresi
2. Skor 11-15 = Depresi ringan
3. Skor 16-25 = Depresi sedang
4. Skor > 25 = Depresi berar
dari mana kita tahu pemberian skornya?
di atas tidak ada tabelnya
dEMAK, 16 Januari 2010, Jam : 14.45 WIB
Setelah saya membaca artikel anda, saya jadi tahu tanda-tanda orang yang terkena depresi, salah satu tandanya orang terkena Depresi adalah “Perasaan Sedih”, padahal jika saya tidak punya “UANG”,saya sering mengalami sedih, dan sedih saya akan hilang jika sudah punya uang, tapi apakah ini juga termasuk category orang “DEPRESI” ?
Salam hangat,
BRAM IRIANTO
http://www.kencangratis.blogspot.com
Bukan, itu tanda-tanda anda kurang sejahtera
tanda – tanda kebukurukan itu….
tolong untuk mengetahui tinggkattan depresi (t1. Skor 25 = Depresi berar)
itu dilihat dari segi mana? please……….
untuk mengethui skor-skor tersebut diatas Anda harus di tes dengan salah satu alat tes psikologi yang bernama BDI (Beck deppression Inventory), sayangnya penggunaan alat tes psikologi itu hanya digunakan oleh kalangan psikolog..jd datangi sj klinik psikologi di kota Anda untuk memeriksakan kondisi psikologisnya..trm ksh..
emank depresi itu gak sopan bgt yach! kdng2 gak di undang koq mlh datang…….
gamantapp !! :D
baguss banget nihh …
makasih ya infonya bermanfaat bangett ..
di tunggu info lainya ..
salam, suksess selallu ..