Archive

Archive for April 30, 2008

G-SPOT

April 30, 2008 9 comments

G-spot adalah satu atau beberapa titik sensitif yang masih menjadi misteri bagi sebagian besar pria. Reaksi yang ditimbulkan biasanya cukup membuat pria ingin menemukan kembali sumber kenikmatan tersebut.

Huruf G dalam G-spot berasal dari nama seorang dokter. Ernst Grafenberg yang menemukannya pada 1950-an. Menurut sang dokter, G-spot pada tubuh wanita terletak di dalam Miss Ginie di dinding bagian atasnya. Daerah itu membengkak dan biasanya akan menghasilkan respon menyenangkan, sehingga pada sebagian wanita menyebabkan orgasme.

Reaksi terhadap stimulasi G-spot, menurut Grafenberg, seperti yang ditulis Joel D. Block, Ph.D, pada buku Secrets of Better Sex, sangat bervariasi. Ada sebagian wanita sangat sensitif, terlalu sensitif, atau tidak sensitif sama sekali. Jadi, sebaiknya wanitalah yang menyentuh dan memberitahu bagian sensitifnya itu.

Sebelum Anda menggali dan mulai mencari-cari G-spot, ingat bahwa otak Anda dan pasangan harus membuat pikiran dipenuhi dengan cinta dan kasih pusat dari orgasme. Jika Anda mampu membiarkan pikiran bebas tanpa merasa terbebani, dipastikan dia mencapai kesenangan yang sangat diharapkan.

Setelah melalui perdebatan panjang selama lebih dari satu setengah abad, akhirnya para peneliti dari Inggris menemukan lokasi G-Spot wanita.

G-Spot, pertama kali ditemukan keberadaannya pada tahun 1950. Nama itu kemudian muncul dari seorang ginekolog asal Jerman, Ernst Graefenberg.

Dia mengatakan, area sekitar vagina adalah daerah paling sensitif wanita. Bila dirangsang, seorang wanita dapat mencapai tingkat kepuasan atau orgasme.

Tetapi dimana G-Spot itu berada, sempat hilang karena adanya bukti subjektif, bahkan ada beberapa pakar menyatakan G-Spot itu sebenarnya tidak ada.

Sebagaimana dikutip dari AFP,  menurut peneliti asal Italia, Emmanuele Jannini, hanya beberapa wanita yang beruntung bisa mendapatkan kepuasan di area tersebut. Meski demikian, Jannini mengaku sependapat dengan para pakar bahwa G-Spot itu sebenarnya tidak ada.

Untuk membuktikannya, Jannini melakukan percobaan di Universitas L’Aquila. Dia menggunakan alat ultrasound pada sembilan orang wanita yang mengaku pernah melakukan orgasme vagina dan 11 wanita yang tidak melakukannya.

Targetnya adalah jaringan kulit tipis yang lokasinya berada di depan dinding vagina di belakang uretra. Untuk kelompok pertama, lebih tebal, dibanding grup yang kedua, kemudian pemeriksaan elektronis yang membuktikan percobaan itu.

Dalam penelitiannya di The Journal of Sexual Medicine, Jannini mengatakan, percobaan yang dilakukannya jelas, yakni wanita yang tidak tahu G-Spotnya tidak dapat memperoleh orgasme vagina.

Posisi Hubungan Seks – Keuntungan dan Kerugian (1-5)

April 30, 2008 10 comments

  • Posisi Pria : Berdiri
  • Posisi Wanita : Berdiri
  • Kaki Wanita : Terbuka
  • Arah Penetrasi : Depan

Keuntungan dan Kerugian

  1. Wanita Dapat Bergerak Bebas
  2. Penetrasi dangkal
  3. Dapat saling berciuman
  4. Dapat melakukan rangsangan pada payudara
  5. Dapat dilakukan dengan berpakaian
  6. Dapat saling menstimulasi tubuh pasangannya

  • Posisi Pria : Berdiri
  • Posisi Wanita : Kaki melingkar pada pangkal paha
  • Kaki Wanita : Terbuka Lebar
  • Arah Penetrasi : Depan

Keuntungan dan Kerugian

  1. Penetrasi dapat maksimal
  2. Dapat saling berciuman
  3. Dapat dilakukan dengan berpakaian
  4. Akses anus pada wanita
  5. Dapat dilakukan dengan berpakaian
  6. Melelahkan
  7. Gerakannya terbatas, tetapi wanita dapat memanfaatkan otot pelvic untuk menstimulasi pria

  • Posisi Pria : Berdiri
  • Posisi Wanita : Membungkuk
  • Kaki Wanita : Rapat
  • Arah Penetrasi : Belakang

Keuntungan dan Kerugian

  1. Penetrasi dapat masimal
  2. Dapat melakukan rangsangan pada clitoris
  3. Dapat melakukan rangsangan pada payudara
  4. Dapat dilakukan dengan berpakaian
  5. Menstimulasi bagian belakang vagina
  6. Mempercepat orgasme pada wanita
  7. Stroke (Hentakan/Tusukan) dapat dilakukan secara maksimal

  • Posisi Pria : Berdiri
  • Posisi Wanita : Merangkak di tempat tidur
  • Kaki Wanita : Terbuka Lebar
  • Arah Penetrasi : Belakang

Keuntungan dan Kerugian

  1. Penetrasi dapat masimal
  2. Dapat melakukan rangsangan pada clitoris
  3. Dapat melakukan rangsangan pada payudara
  4. Dapat dilakukan dengan berpakaian
  5. Wanita dapat merangsang kantung pelir (sklotrum)
  6. Dapat saling menstimulasi tubuh pasangannya
  7. Akses anus pada wanita
  8. Menstimulasi bagian belakang vagina
  9. Stroke (Hentakan/Tusukan) dapat dilakukan secara maksimal

  • Posisi Pria : Berdiri
  • Posisi Wanita : Membungkuk dengan tangan menempel lantai
  • Kaki Wanita : Terbuka Lebar
  • Arah Penetrasi : Belakang

Keuntungan dan Kerugian

  1. Penetrasi dapat masimal
  2. Akses anus pada wanita
  3. Menstimulasi bagian belakang vagina
  4. Stroke (Hentakan/Tusukan) dapat dilakukan secara maksimal

ORGASME – PSIKOLOGI DAN FISIOLOGI

April 30, 2008 5 comments

Bangkitnya gairah seksual wanita dan orgasme merupakan proses yang kompleks yang melibatkan pikiran dan tubuh. Pikiran manusia menerima rangsangan seksual dari tubuh, memprosesnya dan berdasarkan pada pembelajaran terdahulu dan pengamalan menyebabkan tubuh meresponnya. Otak dapat mulai memproses gairah seks dalam respon pikiran (khayalan seksual), rangsangan secara visual (melihat pasangan yang telanjang), rangsangan yang dapat didengar (mendengar suara pasangan), rangsangan penciuman (bau dari tubuh pasangan), dan rasa (rasa tubuh pasangan). Tubuh mulai proses bangkitnya gairah sebagai hasil dari seorang wanita, atau pasangannya, menyentuh alat kelaminnya atau payudaranya, perasaan serasa udara mengalir melalui kulitnya yang terekspose, atau pakaiannya yang merangsang alat kelaminnya atau payudaranya. Pikiran dan tubuh selama dapat mengalami bangkitnya gairah seksual secara terpisah, tidak bisa mengalami orgasme secara terpisah. Orgasme membutuhkan keduanya, pikiran dan tubuh yang bekerja bersama-sama.

Orgasme mungkin lebih merupakan sebuah persepsi mental daripada sebuah pengalaman fisik bagi para wanita melebihi pria, sebagai hasil dari berbagai pelarangan seksual diberikan kepada wanita. Kemampuan seorang pria untuk mencapai ereksi dan ejakulasi merupakan sebuah simbol kejantanannya, gairah seksual seorang wanita dan kenikamatan seksual mungkin terlihat sebagai “diluar kontrol” dan “ceroboh”. Itu mungkin mengapa para wanita seringkali kurang mengalami orgasme daripada pria karena salah satunya karena harus berpura-pura bahwa keduanya sama-sama orgasme.

Ada dua perubahan secara phisik yang harus dialami tubuh jika seorang wanita mengalami orgasme. Yang pertama adalah “vasocongestion”, darah berkumpul dalam payudara dan alat kelamin. Hal ini mengakibatkan payudara dan alat kelamin menjadi lebih besar, tubuh merasa hangat atau panas untuk disentuh, perubahan warna payudara dan alat kelamin, dan pelumasan vagina. Yang kedua adalah “Myotonia” atau “ketegangan otot-otot syaraf (neuromuscular)”, terbentuknya energi/kekuatan dalam ujung-ujung syaraf dan otot-otot dari seluruh tubuh.

Beberapa wanita mungkin mengalami mytonia yang kuat karena merasakan penuh atau keeratan dalam tubuh anda sebelum orgasme, titik dimana tidak bisa kembali. Beberapa wanita tidak bisa membiarkan diri mereka sendiri lebih jauh, melepaskannya, dan oleh karena itu mereka tidak mengalami orgasme.

Berikut ini adalah tiga contoh impuls seksual wanita. Contoh 1 memperlihatkan orgasme berganda; contoh 2 memperlihatkan gairah yang mencapai level stabil tanpa terus mencapai orgasme dan contoh 3 memperlihatkan beberapa penurunana singkat dalam tahap perangsang diikuti sebuah tahap resolusi yang bahkan lebih cepat

Gambar Contoh Impuls Respon Seksual Pada 3 Jenis Orgasme

Para ahli seks telah memecahkan siklus respon tersebut ke dalam 4 tahapan, perangsangan, kondisi stabil, orgasme, dan resolusi. Definisi dari hal tersebut berubah-ubah dan seseorang mungkin tidak sadar atas apa yang dialami tubuh mereka pada setiap tahap. Lamanya waktu yang dihabiskan seseorang untuk mengalami setiap tahap, dan bahkan urutan dari tiap tahapan mungkin bervariasi pada setiap orang. Seorang wanita yang sedang berkencan dapat mengalami gairah seksual beberapa kali, bahkan tanpa diketahuinya, tanpa pernah mengalami tahap stabil. Dia mungkin mengalami gairah seksual dan tahap stabil selama dia berdansa, tetapi kembali pada tahap tidak bergairah selama menuju ke rumah. Sekali di rumah dia dapat mengalami gairah secara cepat dan orgasme sebagai akibat dari perangsangan secara langsung pada alat kelamin tanpa mengalami tahap stabil. Cara di mana seseorang mengalami setiap tahapan adalah unik bagi mereka, dan bahkan hal ini akan berubah tergantung pada mood mereka dan bersama siapa mereka.

Gambar Kondisi Genital Internal dalam Siklus Respon Seksual

Bangkitnya gairah dapat disertai oleh respon-respon phisik dan mental dan atau rangsangan phisik:

* Dimulai dengan pelumasan vagina, dalam 10- 30 detik.

* 2/3 bagian dalam vagina membesar.

* Uterus (rahim) dan cervix ( mulut rahim ) tertarik ke atas.

* Labia majora menipis dan berpisah.

* Ukuran labia minora meningkat.

* Ukuran clitoris (kelentit) membesar.

* Puting susu menjadi tegak sebagai akibat dari kontraksi-kontraksi otot-otot.

* Saat berada pada gairah puncak, ukuran payudara dapat membesar.

Seperti yang disebutkan di atas, pelumasan vagina sebagai akibat dari vasocongestin pada dinding vagina. Cairan lembab “merembes” dari dinding vagina sebagai akibat meningkatnya darah yang terdorong ke sana. Proses ini disebut “Transudation”. Tetesan kecil dari cairan lembab terbentuk di dalam vagina sebagai akibat dari rembesan ini. Tetes-tetes cairan ini terkumpul bersama-sama dan mengalir keluar dari vagina, menyebabkan vulva menjadi lembab. Banyaknya, ketebalan, dan bau pelumas vagina wanita bervariasi di antara wanita satu dengan yang lainnya, dan dengan wanita yang sama tergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi menstruasinya, dan apa yang telah dia makan. Adanya pelumasan vagina tidak menandakan bahwa seorang wanita betul-betul siap untuk melakukan hubungan intim, juga bukan berarti tidak adanya pelumasan menandakan dia tidak bergairah seksual. Beberapa wanita menghasilkan sedikit cairan lembab dan memerlukan penggunaan pelumas berbahan dasar air, seperti Jelly K-Y. (Penggunaan pelumas dengan bahan dasar petroleum bisa mengakibatkan infeksi vagina). Sementara hal itu sangat normal atau bersifat sementara, jika anda mengalami masalah dengan kekeringan vagina selama hubungan intim, periksalah ke dokter anda. Wanita yang lainnya menghasilkan begitu banyak cairan lembab sehingga mereka membasahi semuanya, yang mana dapat memalukan pada saat itu terjadi di tempat umum. Hal ini juga normal, dan ini hanya merupakan akibat dari berbagai variasi dalam tubuh wanita.

Gambar Perubahan Pada Vulva Selama Siklus Respon Seksual

Selama tahap stabil seorang wanita dapat mengalami:

1. Ditandai dengan peningkatan ketegangan seksual.

2. Peningkatan vasocongestion dalam vagina disebabkan 1/3 dari bagian luar vagina membengkak, menyebabkan ukuran lubang vagina menurun mungkin 30%.

3. 2/3 bagian dalam dari vagina menggembung. Seorang wanita bisa mengalami hasrat yang kuat untuk dipenuhi, rasa sakit pada vagina.

4. Jumlah pelumasan vagina bisa menurun selama tahap ini, khususnya jika diperpanjang.

5. Clitoris (kelentit) menjadi ereksi secara meningkat, kelenjar bergerak ke arah tulang panggul, menjadi lebih tersembunyi oleh bagian tudungnya.

6. Labia minora sangat meningkat ketebalannya, sekitar 2-3 kali.

7. Peningkatan ukuran labia bagian dalam bisa memisahkan labia bagian luar mengakibatkan lubang vagina menjadi lebih menonjol.

8. Warna labia minora berubah dari merah muda menjadi merah bagi wanita yang belum melahirkan, dari merah terang menjadi merah gelap pada wanita yang telah melahirkan. Warna yang sebenarnya bisa bervariasi, tetapi tidak ditandai perubahan warna.

9. Areola, daerah berwarna disekeliling puting susu menjadi membengkak.

10. Payudara, meningkat ukurannya 20-25% bagi wanita yang belum menyusui bayi, bagi wanita yang telah menyusui, kurang atau tidak ada peningkatan ukuran.

11. 50% -70% wanita mengalami “gejolak seks” pada dada mereka dan daerah tubuh lainnya akibat dari meningkatnya aliran darah dekat permukaan kulit.

12. Detak jantung meningkat, mungkin berdebar dengan jelas.

13. Adanya suatu tanda peningkatan dalam besarnya tegangan seksual pada paha dan pantat.

14. Tubuh seorang wanita sekarang secara penuh siap untuk melakukan hubungan intim melalui vagina.

Gambar Perubahan Payudara dalam Respon Siklus Seksual

Selama tahap orgasmik seorang wanita dapat mengalami:

  1. Kontraksi otot berirama terjadi di bagian 1/3 terluar dari vagina, uterus (rahim), dan anus. Kontraksi otot yang pertama adalah sangat kuat, dan terjadi dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat dari ada 1 detik (0,8 detik). Ketika orgasme terus berlanjut, kontraksi menjadi kurang kuat dan terjadi pada kecepatan yang lebih jarang. Sebuah orgasme yang ringan bisa memiliki 3-5 kontraksi, orgasme yang kuat memiliki 10–15 kontraksi.
  2. “Gejolak seks” terjadi bahkan lebih jelas dan menutupi bagian tubuh yang lebih besar.
  3. Otot-otot diseluruh tubuh berkontraksi selama orgasme, bukan hanya yang berada di daerah pelvic (panggul).
  4. Orgasme juga berperan dalam otak, sebagaimana ditunjukkan dari oleh pengontrolan gelombang otak.
  5. Beberapa wanita akan mengeluarkan atau menyemprotkan cairan dari urethra mereka selama orgasme. Hal ini sering sekali disebut ejakulasi wanita. Sementara para pengamat masih mencari tahu apakah yang dikeluarkan itu merupakan urine atau ejakulasi wanita, sumber cairan tersebut tidaklah sangat penting, para wanita seringkali dilaporkan mengalami orgasme yang sangat kuat ketika hal itu terjadi. Itu semua betul-betul merupakan cara-cara, kesenangan wanita. Tidak seorang pun mempertanyakan ejakulasi pria, bahkan jika itu begitu kotor berbau.
  6. Myotonia jelas berubah diseluruh tubuh, khususnya dalam wajah, tangan, dan kaki. Ekpresi muka seorang wanita menandakan bahwa dia merasakan sakit saat dia sedang mengalami orgasme yang menyenangkan.
  7. Pada puncak orgasme seluruh tubuh menjadi kaku selama sesaat.

Macam-Macam Bentuk Anatomi Selaput Dara / Hymem

April 30, 2008 1 comment