Archive

Archive for the ‘postpartum’ Category

Tanda-Tanda Normal Kala Nifas

April 17, 2008 2 comments

Penyesuaian masa nifas

1. Perubahan fisik 1)

Selama nifas, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tak hamil normal. Yang meliputi perubahan struktur permanen pada serviks, vagina dan perineum sebagai akibat persalinan dan kelahiran. Perubahan ini disebut dengan involusi uterus yaitu :

1. Bekas implantasi plasenta segera setelah lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.

2. Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot.

3. Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6 sampai 8 cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm.

4. Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochia.

5. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.

6. Kesembuhan kesempurnaan pada saat akhir masa nifas.

2. Perubahan psikologis 11)

Pada nifas terdapat tiga fase adaptasi

1. Taking in (0 – 2 hari)

1) Ibu bersikap tergantung

2) Pasif

3) Fokus pada diri sendiri

2. Taking hold (hari 3 – minggu ke 5)

1) Tergantung atau tidak tergantung

2) Fokus melibatkan bayi

3) Melakukan peran diri sendiri

3. Letting go (minggu ke 5 – 8)

1) Independen ada peran yang baru

2) Tubuh ibu telah sembuh


Tanda-Tanda Normal pada Lochia

1. Lochia merah

Adalah lochia yang keluar pada 3 – 4 hari pertama yang disebabkan oleh darah yang berasal dari tempat plasenta.

2. Lochia Serosa

Adalah lochia yang berwarna merah muda keluar pada hari ke 5 – 9 pada masa nifas. Hal ini disebabkan oleh semakin sedikit darah yang terkandung didalam lochia dan jumlah serum semakin banyak mengandung banyak leucocytes.

3. Lochia putih

Adalah lochia yang mengandung leucocytes, servical mucus dan runtuhan dari jaringan penyembuhan. 12)

4. Tanda-Tanda Normal pada Payudara

1. Pada 3 – 4 hari pertama payudara akan menjadi lebih berat dan mengalami pembesaran.

2. Pembesaran akan berhenti ketika bayi mulai menetek.

3. Bagi ibu yang tidak menyusui, pembesaran akan berhenti dan cenderung menurun seiring dengan menurunnya produksi ASI yang disebabkan proses pengeluarannya tidak mendapat rangsangan dari hisapan bayi. 13)

Categories: postpartum, Uncategorized

Tanda-Tanda Bahaya Kala Nifas

April 17, 2008 41 comments

Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :

1. Infeksi Lokal

1. Pembengkakan luka episiotomi.

2. Terjadi penanahan.

3. Perubahan warna lokal.

4. Pengeluaran lochia bercampur nanah.

5. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

6. Temperatur badan dapat meningkat.


2. Infeksi General

1. Tampak sakit dan lemah.

2. Temperatur meningkat diatas 39 oC.

3. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.

5. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

6. Terjadi gangguan involusi uterus.

7. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah :

  1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
  2. Tindakan operasi persalinan.
  3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
  4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
  5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

2.5.3. Terjadinya Infeksi Masa Nifas

Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:

  1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang suci hama.
  2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
  3. Hubungan seks menjelang persalinan.
  4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
  5. 2.5.4. Keadaan abnormal pada rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :

1. Sub involusi uteri.

Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

2. Pendarahan masa nifas sekunder.

Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.

3. Flegmansia alba dolens.

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :

1. Terjadi pembengkakan pada tungkai.

2. Berwarna putih.

3. Terasa sangat nyeri.

4. Tampak bendungan pembuluh darah.

5. Temperatur badan dapat meningkat.

Keadaan abnormal pada payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :

1. Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

2. Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.

Keadaan abnormal pada psikologis

1. Psikologi Pada Masa Nifas

Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.

Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari.

Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.

Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.

2. Depresi Pada Masa Nifas

Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

Categories: postpartum

Infeksi Nifas

January 20, 2008 Leave a comment

Pascasalin (masa nifas) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir  ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas  berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Bari, 2002 dalam Harnawatiaj, 2008). Perawatan diri pascasalin adalah perawatan terhadap wanita yang  telah  selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,  lamanya kira-kira 6-8 minggu. Seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti  sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perawatan pascasalin (masa nifas)  sebenarnya dimulai sejak kala uri dengan menghindari kemungkinankemungkinan perdarahan postpartum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir  atau luka bekas episiotomi  dilakukan penjahitan dan perawatan luka dengan  sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya  satu jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya  perdarahan pascasalin (Hanafiah, 2004).

Selain oleh perawat, perawatan pascasalin juga dapat dilakukan oleh ibu. Menurut Huliana (2003), ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu pascasalin antara lain; keadaan umum harus baik (suhu, pernafasan, tekanan darah, denyut nadi dalam keadaan normal); mobilisasi dilakukan 2 jam setelah persalinan normal dan 24 jam pertama pada seksio sesar ;makanan atau diet ibu postpartum harus mengandung cukup kalori, protein, cairan serta buah-buahan; berkemih harus secepatnya dilakukan karena pengeluaran air seni meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-5 setelah melahirkan; sedangkan buang air besar harus ada dalam 3-4 hari pascasalin; pada keadaan normal demam terjadi 12 jam pertama pascasalin dan suhu tidak melebihi 38o C yang akan kembali normal setelah 12 jam; mules-mules akan terjadi 2-3 hari sesudah melahirkan; serta usahakan menyusui sedini mungkin sesuai kemampuan ibu (Huliana, 2003).   Hal-hal di atas sangat mempengaruhi proses penyembuhan ibu, terutama  pada alat-alat reproduksi ibu baik interna maupun eksterna yang akan berangsurangsur pulih seperti keadaan sebelum hamil yang disebut involusio. Untuk membantu proses involusi, perawatan pascasalin dilakukan pada alat-alat reproduksi yang meliputi vulva, perineum, uterus, abdomen, payudara, dan perawatan tromboflebitis pada kaki, perawatan hemoroid, perawatan kulit, serta perlu diperhatikan bila terjadi  postpartum syndrom (depresi setelah melahirkan) (Harnawatiaj, 2008).

Secara nasional menurut Purwanto (2001), angka kejadian infeksi pada kala nifas mencapai 2,7% dan 0,7% diantaranya berkembang kearah infeksi akut. Berdasarkan data yang diperoleh dari buku rawatan Ruang V Obgin Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan, jumlah pasien selama tahun 2008 sebanyak 794 orang di antaranya  456 kasus persalinan normal dan 338 kasus persalinan dengan seksio sesar. Hasil wawancara dengan perawat di Ruang V Obgin Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan jumlah pasien pada bulan januari 2009 adalah 62 orang di antara pasien tersebut yang mampu melakukan perawatan diri pascasalin mandiri sekitar 20% yang sebagian besar adalah multipara. Sedangkan 80% pasien tidak mampu melakukan perawatan pascasalin mandiri karena kurangnya pengetahuan tentang perawatan pascasalin. Perawatan diri Ibu pascasalin dilakukan oleh perawat. Dari penjelasan tersebut diperoleh bahwa masih ada Ibu pascasalin yang tidak mengetahui perawatan diri pascasalin.

Kurangnya perawatan diri masa pascasalin berhubungan erat dengan kejadian infeksi nifas. Infeksi nifas merupakan salah satu komplikasi pascasalin yang menyebabkan masih tingginya AKI di Indonesia (Wiludjeng, 2005). Penelitian sebelumnya memaparkan tentang masyarakat suku Karo di kota yang masih mempercayai perawatan tradisional sebagai media untuk menjaga kesehatan ibu nifas (Sari, 2004).  Dalam hal ini penelit i sebelumnya hanya menekankan pada faktor budaya. Namun belum ada literatur yang menjelaskan faktor yang paling dominan mempengaruhi perawatan diri ibu pascasalin.